Tetapi teorinya, bicara lebih mudah dibanding pengerjaannya. Sebab, tidak mudah bagi perempuan untuk mempercayakan bisnis yang telah ia bangun kepada orang lain. Padahal sebenarnya dengan mendelegasikan pada tim, memudahkannya untuk fokus menyusun strategi atau rencana, dengan prioritas dan tujuan yang lebih besar.
Dalam program EY Entrepreneurial Winning Women, Dr. Mary Jo Gorman mengatakan untuk bisa menjadi sukses dalam berbisnis, salah satu yang penting adalah kemampuan delegasi. Membangun tim yang solid akan membuat bisnis berjalan lebih baik.
Gorman menyimpulkan ada empat kesalahan yang sering dilakukan pebisnis perempuan yang masih pemula. Pertama, seringkali fokus pada hal-hal kecil, sehingga mengabaikan sisi bisnis dari skala besar atau kacamata luar. Kedua, karena melakukannya sendiri, menjadikannya kurang bertukar pikiran pada yang lainnya, padahal ini bisa memberi masukan dan mengembangkan cara berpikir. Dan yang keempat, dengan menjalankannya seorang diri merasa berada di zona nyaman.
Untuk mengatasi dan menyiasatinya, ada beberapa tips yang bisa diterapkan.
1. Putuskan mana yang bisa dikerjakan sendiri dan mana yang perlu didelegasikan pada orang lain. Suatu usaha akan menjadi lebih mudah dijalani, ketika seorang entrepreneur lebih fokus pada apa yang ia ingin lakukan, misalnya pada penjualan dan pemasaran, bertemu para klien penting dan membangun jejaring di pasar yang potensial.
2. Fokus pada perkembangan bisnis. Sekali Anda memberikan kepercayaan pada tim untuk menjalankan operasional dan mengurusi kantor, maka Anda memiliki kesempatan untuk fokus pada pengembangan bisnis, agar menjadi lebih besar.
3. Petakan tujuan yang ingin dicapai untuk memudahkan proses delegasi, tentukan tujuan dan target yang ingin dicapai dengan jelas, sehingga pada akhirnya berjalan dengan baik dan seperti yang diharapkan.
4. Pilih orang yang tepat ketika Anda ingin mendelegasikan pekerjaan pada seseorang. Pastikan proses penyaringan berjalan efektif, agar memperoleh SDM yang mahir dan bisa dipercaya untuk menuntaskan pekerjaan, tanpa harus melakukan pelatihan lagi. Pastikan karyawan yang Anda pilih, adalah seseorang yang memiliki visi dan misi dalam tiga atau lima tahun yang akan datang.
5. Mengatur ekspektasi. Dalam hal ini jangan terlalu memberi harapan muluk-muluk pada orang yang Anda pilih untuk bekerjasama. Jangan sampai memberikannya jabatan di posisi puncak, seperti vice president atau manager sementara kinerja yang diberikan tidak sesuai. Karyawan yang tidak kompeten hanya akan menyusahkan, dan menjadi distraksi untuk perkembangan bisnis.
6. Miliki seorang konsultan yang akan membuat Anda selalu berpikir maju. Tidak kalah pentingnya adalah punya konsultan atau tim penasehat, yang membantu bagaimana mengarahkan bisnis menuju ke arah yang lebih baik. Memberi masukan akan srategi dan mengingatkan kalau ada yang salah. Dengan begini arah perkembangan bisnis menjadi lebih jelas dan menjanjikan. (as/huffingtonpost/kompas.com
IKLAN SPONSOR DARI GOOGLE :
Posting Komentar