Jumat, 27 Juni 2014 | 04:34
MUI Minta Penentuan Awal Ramadhan Tidak Perlu Diperdebatkan
Metua
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsudin (tengah) bersama (dari kiri
ke kanan) Ketua Hubungan Luar Negeri MUI Muhyidin Junaedi, Ketua Ukuwah
Islamiyah MUI Umar Shihab, Ketua Infokom MUI Sinansari Ecip, Wakil
Sekjen MUI Noor Achmad saat memberikan keterangan pers menyambut Ramadan
1435 H di Jakarta, Selasa (24/6). (sumber: Suara Pembaruan/Ruht
Semiono)
Jakarta
- Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta penetapan 1 Ramadhan 1435
hijirah tidak dijadikan bahan perdebatan di kalangan alim ulama.
"Kami meminta penentuan 1 Ramadhan tidak menjadi perdebatan di kalangan ulama, sebab penentuan tanggal kita sama-sama baik, dari Nahdlatul Ulama maupun Muhammadiyah," kata Ketua MUI Pusat Amidhan Shabera di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, meskipun Muhammadiyah kemungkinan besar akan memulai puasa pada Sabtu, 28 Juni, dan Nahdlatul Ulama pada Minggu, 29 Juni 2014, namun semua punya cara masing masing dalam menetapkan awal Ramadhan.
Ia juga menjelaskan, kebanyakan organisasi Islam menentukan hari pertama Ramadhan dengan melakukan rukyatul hilal atau melihat posisi bulan di atas ketingggian menjelang sore.
Sebelumnya, Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan 1435 Hijriah jatuh pada 28 Juni 2014 berdasarkan hasil metode hisab hakiki wujudul hilal yang mereka pedomani di Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah.
Sementara pemerintah bersama sejumlah organisasi islam lainnya akan melakukan pemantauan hilal pada posisi dua derajat pada 28 Juni 20014 di sejumlah tempat di Indonesia serta memutuskannya dalam sidang isbat di kantor Kementerian Agama.
"Kami meminta penentuan 1 Ramadhan tidak menjadi perdebatan di kalangan ulama, sebab penentuan tanggal kita sama-sama baik, dari Nahdlatul Ulama maupun Muhammadiyah," kata Ketua MUI Pusat Amidhan Shabera di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, meskipun Muhammadiyah kemungkinan besar akan memulai puasa pada Sabtu, 28 Juni, dan Nahdlatul Ulama pada Minggu, 29 Juni 2014, namun semua punya cara masing masing dalam menetapkan awal Ramadhan.
Ia juga menjelaskan, kebanyakan organisasi Islam menentukan hari pertama Ramadhan dengan melakukan rukyatul hilal atau melihat posisi bulan di atas ketingggian menjelang sore.
Sebelumnya, Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan 1435 Hijriah jatuh pada 28 Juni 2014 berdasarkan hasil metode hisab hakiki wujudul hilal yang mereka pedomani di Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah.
Sementara pemerintah bersama sejumlah organisasi islam lainnya akan melakukan pemantauan hilal pada posisi dua derajat pada 28 Juni 20014 di sejumlah tempat di Indonesia serta memutuskannya dalam sidang isbat di kantor Kementerian Agama.
Penulis: /FQ
Sumber:Antara
http://www.beritasatu.com
IKLAN SPONSOR DARI GOOGLE :
Posting Komentar